Selasa, 09 November 2010

Cinta selamanya memiliki

Cinta tidak selamanya memiliki.
Tulisan ini adalah kisah nyata
dalam sedikit cerita kehidupan
saya dan saya tuangkan disini
sebagai kenangan dan semoga
bisa menjadi motifasi buat
kalangan muda, dan ini saya
tuliskan setelah kami bertemu
setelah sepuluh tahun berpisah.
Sesungguhnya kata- kata dalam
judul dulunya tidak saya terima,
ketika hati saya mencintai
seseorang, dimana cintaku bulat
tertuju padanya dan saya
berjuang untuk memilikinya.
Sedikit kisahnya. Kala itu kita
telah menjalin hubungan sejak
dari kelas satu SMA, hubungan
berjalan harmonis walau banyak
duri- duri menghambat tapi kita
tetap setia.
Tiga tahun berlalu, kala itu kita
sudah tamat sekolah dan tidak
melanjut kuliah karna ekonomi
tidak memungkinkan, demikian
juga sidia.
Setelah tamat aku merantau ke
Jakarta, disinilah awal perpisahan
kami, walau kami berjanji untuk
saling setia dan akan kembali
untuk rencana berumah tangga.
Namun kenyataan berbeda. Di
jakarta hidupku susah, dan
akupun tidak pernah memberi
kabar kepadanya.
Sementara sidia terdesak
ekonomi karna orang tuanya
sakit- sakitan dan biaya adik-
adiknya sekolah.
Seorang dewa penolong yg masih
keluarga dekatnya datang
baginya. Dengan memberikan
perhatian dan bantuan ekonomi
semuanya dipenuhi, hingga orang
tuanya menjodohkannya dgn
dewa penolong diujung hayatnya.
Dua tahun aku dijawa aku pulang
kekampung, dan bergegas
menemui sidia. Kamipun bertemu,
tp baru saja aku duduk, dia
mengatakan tak ada lagi
gunanya kita lanjuti hubungan ini.
Kita putus.
Bagai disambar petir perasaanku,
aku benar- benar tidak stabil
demikian sampai selama satu
tahun. Aku dendam pada wanita,
dan aku banyak menyakiti hati
wanita.
Tak lama berselang merekapun
menikah. Semenjak itu kita tidak
pernah bertemu. Dan setahun
kemudian akupun menikah.
Sepuluh tahun kemudian, entah
apa rencana Tuhan kita
dipertemukan kembali. Tapi kita
sudah berdamai dan saling
memaafkan. Kita membuat suatu
ikatan, 'Daging kita tidak jodoh
tapi hati kita satu abadi
selamanya'. Selesai.